Mama Ngerumpi's Blog

stories between us

Kurus=Sehat?? August 31, 2010

Filed under: TAKEN FROM — mamangerumpi @ 8:28 am
Tags: , , , , , , , ,

sekedar informasi, ini didapat dari sebuah milis yang bisa dipertanggung  jawabkan, dan telah ada persetujuan dari penulisnya untuk di-share disini, semoga bisa menjadi bahan pertimbangan dan menambah pengetahuan ya mamas! ditunggu sharingnya!

sehubungan dengan seringnya bahasan mengenai BB,,

aku juga akhirnya berhasil meluangkan waktu untuk share mengenai kelas gizi yang pernah kuikuti.
untuk organisasi yg menyelenggarakan, aku ga akan sebutkan, krn bukan untuk promosi juga.

Fyi, sebelum ikut kelas gizi maalik sempet stuck bb nya 3bln.waktu itu ada batpil berulang, serta maalik sedang belajar jalan.ditambah lagi timbangan bayi di pos yandu (yg tiduran itu lho) rusak,jd mengandalkan timbangan yg spt timbangan beras.

So saat itu aku yakin ada kesalahan di masalah pengukuran,smtr ada batpil dan penambahan aktivitas,,nothing’s wrong!

Ga lama stlh itu, maalik demam,yg berhenti pas 72 jam,tp ada bercak merah. Aku yakin itu roseola,tp atas saran sahabatku, seorang dokter member milis sehat, drpd DBD tp terlambat penanganannya, lbh baik cek darah utk menyingkirkan kemungkinan tsb.

Alhamdulillah tes darah aman, tp ketauan hb maalik rendah.Diceramahin doong aku,,disuruh perbaiki kualitas gizi maalik. Apalagi stlh dengar kasus bb stuck, aku tadinya mau cek urin, tapi si dokter yakin maalik ga ISK, cm kurang gizi. Whatt?? Masa anak org berpendidikan kurang gizi dok? Ya bisa aja, katanya. Kamu ngerti gizi gag? Aku menggeleng.

Singkat kata aku beruntung, aku ditunjukkan jalan, akhirnya bisa mengadakan kelas gizi di kotaku.

Setelah ikut kelas gizi, otomatis bb-pb maalik mengalami kemajuan. Dampaknya? Tidak hanya makin lincah dan bertenaga, dia juga makin pintar. (Kalau dibandingkan sebelum “perbaikan gizi” dimana menurutku sudah cukup saat itu,, tnyt saat ini jauh lebih lagi)
Saat ini maalik sudah bisa naik tangga sampai lantai 2 tanpa bantuan (tentu saja dengan didampingi), dan sudah bisa menerima beberapa perintah sederhana seperti buang sampah, ambil sepatu, dll. Kalau main, maunya sama kakak2 sepupunya yg sdh >3 tahun, yang “waduuuh” bikin deg2an terus.

Oke, apa sih yang kupelajari di kelas gizi ?

1.
pertumbuhan = penambahan massa tubuh. pertumbuhan anak mencerminkan status gizi anak !
yang diperlukan untuk menentukan status gizi :
– jenis kelamin
– umur
– panjang badan
– berat badan

ternyata proporsi anak, gemuk-kurus-tinggi-pendek, hanya dipengaruhi 10% saja oleh faktor keturunan, so, 90% nya ?
status gizi ! yang tentu saja dipengaruhi oleh asupan makanannya.

Contoh,, orang Jepang zaman dulu gen nya pendek2. Sekarang? Tinggi2 kan?

optimalisasi pertumbuhan anak terjadi 1000 hari pertama kehidupannya. 50% terjadi selama 9 bulan masa kehamilan, dan 50% lagi selama 2 tahun pertama.

apakah anak kita nantinya tinggi/ngga, juga nantinya terhindar/tidak dari penyakit2 berbahaya, semua bergantung dalam 2 tahun pertama kehidupannya.

believe it or not, but I’ll prove it..

2.
menganalisa grafik pertumbuhan anak. gimana tanda anak bergizi baik ?
yang jelas melihat trend pertumbuhannya, bukan hanya di 1 titik pengukuran (sdh sering dengar ya).

apabila ada perpindahan pita menurun menuju pita yg lbh rendah, hrs dianalisa, krn biasanya menunjukkan gangguan pertumbuhan.

Trend pertumbuhan ini sejak bayi lahir lho..contoh nih, ada anak temenku pas lahir 4kg, artinya tmsk di atas rata2.. Tapi ternyata trend pertumbuhannya membuat dia ada di pita persentil yg rendah, brarti ‘something wrong’ dengan asupan gizinya.

Ada juga sistem z score, gimana bacanya ?
z score menunjukkan status gizi, baiknya bayi ada di z score 0 atau lebih di bawah/atas sedikit,
-2 menunjukkan kurangnya asupan gizi,
-3 menunjukkan status gizi yang buruk
+2 menunjukkan berlebihnya asupan gizi (overweight),
+3 menunjukkan obesitas

cara pengukuran BB-PB yang akurat bisa buka di
video http://www.who.int/ childgrowth/training/en/

kemudian klik kanan pada tulisanTo download [wmv 48.6Mb] dan save as…http://terrance.who.int/ mediacentre/videos/who11660. wmv

kami plot data BB-PB di grow chart who, bisa juga mendownload http://www.who.int/childgrowth/software/en/supaya kita bisa dapat plot data pertumbuhan anak, serta secara akurat bisa dilihat kurva pertumbuhannya.

3.
membaca piramida makanan.. coba googling aja ya untuk gambarnya
gimana baca piramida makanan ?
– gula-garam, ada di paling puncak, artinya, yg plg sedikit dibutuhkan oleh tubuh
– protein, nabati dan hewani, ada di kedua dari puncak, kedua yang dibutuhkan tubuh, sebagai zat pembangun
– sayur dan buah, ada di baris priamida ketiga, cukup banyak digunakan tubuh, sebagai zat pengatur
– sementara yg ada di paling bawah alias yg paling banyak dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat, sebagai zat tenaga

jadi, gimana makan yang sehat ? ya proporsinya sesuai dengan piramida makanan, untuk orang dewasa

untuk bayi dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan ? tentu berbeda.. mereka banyak membutuhkan “zat pembangun” a.k.a protein.

protein berperan penting dalam pertumbuhan anak. apakah bila diplot BB anak saya termasuk rendah, lantas harus diberi MPASI dini ? sufor ? biscuit merk A ?
T I D A K !!!

jadi gimana ? ya bisa dibantu melalui asupan protein
jadi apakah harus fokus di BB ? tidak juga.. krn bukan cuma itu patokannya.. masih ada PB..kalau saya pribadi lebih cenderung mengejar PB agar ada di pita rata-rata, karena percuma gemuk kalau pendek, apalagi anak saya laki-laki

caranya ?
ga cuma bergantung di makanan utama saja, tapi juga cemilan..mungkin ada yg pernah baca, (sori males googling cari linknya), untuk penderita maag baik untuk makan sedikit2 tapi sering, cmiiw,
Dan kl ga salah di food combining juga begitu.

Apalagi anak2 !! Trus gimana kalau anak saya terlanjur doyan ngemil,, kalau aku selalu ingat video mba eva “hanya satu”..
Anak bagaikan selembar kertas,orang tua bagaikan pinsil yang melukis dan mewarnai seluruh kehidupannya”
Kita yang mengatur menu anak kita!!

Contoh, anak kita bb nya ada di -2,, artinya kita pasang menu high protein,tentu saja sayur dan buah hrs selalu ada di menunya, sbg zat pengatur .. Kala nanti bbnya sudah naik di z score yg lebih baik,, proteinnya bisa dikurangi sedikit2. Misal, cemilan yg tadinya kroket dg daging dan keju, berubah jadi kroket sayuran.

Untuk ibu2 yang memberikan ASI bagi anaknya, penting untuk menjaga asupan protein, sayur dan buah. Aku sendiri sempat ditentang bbrp orang yang tidak mau terjebak dengan grafik dan angka2. Supaya tdk stress. Menurutku sih, gimana kita menyikapinya.
Apakah bila anak tidak berkembang dengan optimal si ibu mau cuek2 aja? Mau tetap menjalankan kebiasaannya, “cuma” makan mie ayam pinggir jalan sama cireng tiap hari, padahal masih asix?

Berikut share beberapa rekan dalam mengejar ketertinggalan gizi anaknya :

http://mamagita.multiply.com/journal/item/6/
Perjuangan_Mengejar_BB_Birgita

http://www.x4c.org/index.php?option=com_rsmonials

Dan berikut penjelasan dr Purnamawati, berat bayi selama 6 bulan pertama memang jd concern sekali :
http://health.groups.yahoo.com/group/sehat/message/136382 :—

In sehat@yahoogroups.com, “Purnamawati” <purnamawati.spak@…> ….
1. ketika kita memberikan support ASI, memang kita harus menguasai cara memantaupertumbuhan anakparameter yang kita pakai adalah berat badan (panjang badan bisa dipakai tetapishort stature merupakan dam{pak dalam jangka panjang, untuk jagka pendek, yangkita lihat BBnya)…..Seberapa parah dampaknya? begini3-4 bulan pertama merupakan periode growth spurt\kenapa? karena itulah periode dimana otak berkembang dengan sangat pesat sampai6 bulan kekurangan gizi di periode ini, bisa mempengaruhi perkembangan anak

Maaf bila ada yg kurang berkenan, it’s just a share

*Masih ASI, nursing while pregnant, ga minum suplemen pabrikan apapun, dan maalik MPASI home made*

-andriana c djajadikarta-
una of maalik, bandung

Terimakasih ya una Maalik atas kesediaannya berbagi, semoga ilmunya bisa menjadi berkah, dan membantu sesama mama yang pusing memikirkan BB anaknya
 

tinggalkan anak karena dinas? August 19, 2010

Filed under: anggita — anggit @ 7:07 am
Tags: , ,

“Menjadi seorang ibu adalah anugerah.  Menjadi ibu pekerja adalah pilihan”

Disaat pekerjaan menuntut saya untuk keluar kota meninggalkan suami, tidak begitu masalah. Nah begitu pekerjaan memaksa saya meninggalkan anak selama beberapa hari, baru menjadi masalah.

Tahun lalu, bulan 6, anak saya Darin berusia 6 bulan, saya harus pergi ke Makasar selama 6 hari (oh begitu bencinya saya dengan kombinasi 666).  Hati saya ciut begitu bos tidak menerima alasan menolak pergi dinas.  Apalagi saat itu bapak Darin tidak tinggal satu atap, masih dinas di luar kota.  Jadi bagaimana agar kehidupan kantor dan rumah saya bisa berjalan selama saya pergi dinas?  Berikut apa-apa yang saya kerjakan:

  • Titipkan anak pada keluarga yang dapat dipercaya.  Bersyukur saya tinggal satu kota dengan ortu.  Maka tanpa pikir panjang, saya menitipkan Darin pada ortu saya.  Namun, tetap yang mengasuh Darin adalah pengasuhnya karena sudah terbiasa dengan irama jadwal sehari-hari.
  • Siapkan kebutuhan penting anak, seperti susu, makanan, diaper, yang mencukupi selama ditinggal.  Susun menu makan anak selama pergi agar pengasuh tidak bingung, karena saat itu Darin baru mpasi awal, maka saya menyiapkan berbagai variasi frozen food – puree.
  • Siapkan obat-obatan yang sudah biasa dikonsumsi anak, misalnya Parasetamol, bila anak sakit pada saat ditinggal.  Hal ini terjadi pada Darin, dia demam dan batuk.  Saya mempercayakan neneknya untuk merawat anak saya, dan beliau memberikan obat setelah berdiskusi dengan saya.
  • Bawalah foto-foto anak dan sepotong baju dengan cologne wangi anak untuk mengobati kangen.

Selama meninggalkan Darin, saya berusaha tidak terlalu bersedih memikirkannya.  Percaya tidak percaya, kata orang tua jaman dulu hal itu bisa bikin anak rewel, dan ternyata betul!  Ada kontak batin antara ibu dan anak.  Ketika saya kangen berat, ternyata Darin di Bogor luar biasa rewel, begitu saya mencoba tenang, Darin pun menjadi ceria.

Yang terpenting, nikmatilah perjalanan dinas dan jangan terlalu merasa bersalah pada anak.  Sebenarnya, yang lebih menderita pada kondisi ini adalah ibunya, bukan anaknya.

PS. Saya pikir dengan bertambah usia anak, akan lebih mudah meninggalkannya. Ternyata semakin besar anak, semakin dia merasa kehilangan bila ibunya tidak pulang.  Olalalaaa.. Mari kita hadapi tantangan berikutnya di tahun-tahun mendatang.

 

Afirmasi August 14, 2010

Filed under: echal — mamangerumpi @ 6:28 pm
Tags: , , , ,

Malam ini, saya dapat ide untuk menulis tentang afirmasi. Ide ini datang ketika saya mandi sekitar pukul 23.30 😀
Saya mengenal kata afirmasi ini ketika saya mengikuti hypnobirthing, sejak saat itu setiap malam dan pagi saya selalu meng-aplikasikan afirmasi kepada diri saya dan janin kala itu.
Afirmasi adalah penegasan untuk meneguhkan keinginan.
Afirmasi saya pada saat hamil adalah dapat melahirkan normal tanpa rasa sakit, melahirkan anak yang sehat jasmani dan rohani, di-hindarkan dari baby blues, dapat memberikan ASI selama 2 tahun. Alhamdulillah, afirmasi kala itu berhasil di-diri saya, kecuali saya melahirkan normal dengan rasa sakit akibat induksi dikarenakan air ketuban saya pecah, dan 6 jam tidak ada pembukaan.. Anyway, di-luar semua itu saya merasa afirmasi saya selama hamil sukses 🙂
Pada saat Areli ber-umur 3 bulan, Areli hobby memasukkan tangan ke dalam mulut, dan saya juga meng-afirmasi diri nya untuk melepaskan jari2/jempol mungil nya dari mulut nya, karena jari2 tangan itu dipergunakan untuk memegang sesuatu barang. Afirmasi saya pun sukses dalam waktu kurang lebih 2 minggu, Areli tidak lagi memasukkan jari tangan kedalam mulut. Begitu juga saat Areli senang menggigit nipple saya kala menyusui, saya afirmasikan untuk menyayangi mimi’ nya, dalam waktu beberapa hari Areli berhenti mengigit2 nipple saya.
Saat ini saya sedang berusaha afirmasi untuk proses penyapihan dengan cinta, dibutuhkan kesabaran, karena proses ini tidak berjalan dengan cepat tetapi saya yakin bahwa penyapihan dengan cinta melalui afirmasi akan berhasil.
Sejak Areli berusia sehari, afirmasi tiada henti yg saya bisikan di kuping nya saat dia dalam keadaan trance menjelang tidur adalah anak saya akan tumbuh menjadi anak yg sehat jasmani rohani, pintar cerdas, soleh, dan bahagia lahir dan bathin.
Menurut saya, afirmasi dapat kita terapkan dalam segala hal, karena melatih kita untuk yakin dan percaya, selalu berpikir positif dan yang paling penting buat saya, afirmasi juga merupakan doa saya kepada Tuhan, Pencipta alam semesta.

PS : image diambil dari sini

 

What Kids’ Growth Charts Don’t Tell You By Margaret Renkl, Parenting August 13, 2010

Filed under: margaret — mamangerumpi @ 5:29 pm
Tags: , ,

Mengcopy-paste bacaan favorit saya yang juga salah satu aplikasi terpopuler di iPhone/iPod:

parenting ages and stages..

There are few issues that preoccupy new parents more than this: Is my baby growing normally? When the percentiles seem off-kilter, we worry — but experts say there’s rarely reason for concern. For starters, healthy kids come in a wide range of shapes and sizes, and they don’t grow at a steady rate, either. Your child can look very different from your friends’ kids — or from his own siblings at the same age — and still be completely normal.
What influences growth

At birth: A baby’s size when he’s born is based partly on genetics. Firstborns tend to be smaller than subsequent children because the uterus is smaller and tighter in first-time moms. Boys are larger than girls, and multiples, boys and girls, are smaller than average.

Some environmental factors that can influence a newborn’s size:

the mother’s weight — very heavy women tend to have larger babies
weight gain during pregnancy — a very low gain (under ten pounds) usually means a smaller baby
whether or not Mom smokes or drinks a lot of caffeine — both of which can limit an unborn baby’s growth
a mom’s chronic illness — diabetics, for instance, often have very large babies.
During the first two years: A baby’s growth is based on a combination of her birth size and the size she’s genetically programmed to be: A small newborn who’s going to be a big child will grow faster in the first two years than a big baby who’s going to be a small child. Laura Hileman’s son, John, was 23 inches long when he was born — the average newborn is just 20 inches — and his pediatrician joked that he might be seven feet tall as an adult. “But based on my height and my husband’s, the doctor didn’t think that would happen,” says the Nashville mom. Sure enough, by the time John was 3, his growth had slowed and his height was just average for his age.

During childhood: Both weight gain and increases in height come in short bursts of what can seem like rapid growth — which is why kids can sometimes look almost chubby one month but lean the next. The duration of a growth spurt, as well as how much a child grows during one, differs from child to child (and from spurt to spurt in the same child). But it’s not uncommon to see a visible difference in a very short time: At age 10, my son Sam once outgrew a pair of dress pants in less than a week.

No one knows what causes a kid to shoot up one month and not another, but there does seem to be a seasonal pattern. “Although we don’t have a good explanation for it, children seem to grow fastest in the summer and slowest in the fall,” says Joseph Gigante, M.D., associate professor of pediatrics at Vanderbilt Children’s Hospital in Nashville.

Doctors do know what triggers growth in the first place: It’s the human growth hormone, a chemical produced in bursts throughout the day but released largely during sleep. That’s why it’s important for kids to get the shut-eye they need throughout childhood and adolescence.

During puberty: After infancy, the tween and teen years are the period of most rapid change. For girls, the growth spurt begins between 10 and 11 and lasts until around 15; for boys, it starts about two years later and lasts until age 17 or so. Girls typically stop growing about three years after they’ve had their first period, but boys continue to grow throughout their teens.

Ways to keep track

Until 2002, the growth chart — the tool doctors use to make sure kids are growing normally — was based exclusively on norms for bottle-fed Caucasian children. Since breastfed babies tend to be smaller, as do Hispanic and Asian-American babies, the chart now includes averages for all ethnic groups, as well as for breastfed infants. In addition, the new charts track body mass index, which helps pediatricians know when a child is at risk of obesity.

Most growth disorders are diagnosed by pediatricians, not parents, but sometimes a child who isn’t growing normally can slip through the cracks. According to a study in the Archives of Disease in Childhood, about 70 percent of all kids are measured inaccurately at their checkups. (Measurements tend to be off by about half an inch.)

So watch carefully as your child is being measured. And feel free to pitch in, if needed, to hold a wiggly baby still, which will help make sure the measurement is accurate. Double-check to see if the nurse records this information on the correct chart for your child’s age and sex, too. My son Sam was once briefly in the 110th percentile for height; then the nurse realized she’d charted him on the curve for girls, not boys.

By comparing your child’s current place on the chart with earlier recordings, your doctor will be able to see if he’s growing normally. Signs that something may be amiss:

His height seems off, given the height of his parents or siblings.
He’s nowhere near the averages (see below).
He drops 20 percentile points or more from one year to the next.
He’s gaining weight much more rapidly than he’s gaining height.
Puberty comes very early or very late.
In such cases, your doctor may suggest a specialist.

Most of the time, though, you just need to wait for the next growth spurt. And then you, like me, may find yourself buying your child another new pair of dress-up pants.

Inches and pounds: How much, how fast

Birth to 12 months
Infants add 10 inches in length and triple their birth weight.

12 to 24 months
Toddlers add 5 inches and 6 pounds.

2 to 10 years
Most kids have settled into their growth patterns, adding about 2 1/2 inches and 6 pounds each year.

Puberty
Girls grow 9 inches and gain 15 to 55 pounds; boys grow 11 inches and gain up to 65 pounds.

 

Susahnya diajak mandi!

Filed under: nopai — mamangerumpi @ 3:09 pm
Tags: , , , , ,

Selagi masih bayi, mandi adalah salah satu ritual yang disukai Maika. Begitu masuk bak mandinya, langsung deh kakinya nendang-nendang kesenengan 🙂 tapi itu duluuuuu..

Begitu masuk dunia toddler, meskipun Maika tetep suka mandi, tapi acara mengajak ke kamar mandinya ini yang penuh tantangan! Padahal begitu masuk bak mandinya, susah diajak udahan..

Ada beberapa cara yang sudah pernah saya coba, antara lain:

1. Rubber ducky dan teman-temannya

Rubber ducky yang dipencet bunyi, whale, crab, octopus, semua cukup menarik perhatian Maika.

2. Wall sticker buat mandi

Asal bisa cabut, tempel lagi, mau deh mandi. Tapi ini cuma tahan sebentarrrr banget!

3. Kincir, gayung kecil, etc

Awalnya saya beli ini supaya Maika mau mandi berdiri dan diguyur kepalanya, tapi ternyata Maika tetap histeris setiap kali kepalanya diguyur. Jadi ya akhirnya buat mainan di bak lagi 🙂 Beli di ELC, harga lupa, waktu lagi diskon 30%.

4. Botol-botol bekas yang kecil

Awalnya Maika suka tumpahin sabunnya ke bak mandi, lalu botol-botolnya dipake main. Akhirnya saya cari beberapa botol-botol kecil kosong buat Maika main-main deh. Diajak pura-pura mandiin ducky sambil nyanyi-nyanyi.

5. Bubbles

Baby Bop – temannya Barney mandi di bak mandi penuh dengan bubbles, sejak itu Maika ngomong terus minta mandi salam bubbles. Akhirnya saya beli bubble bath Mothercare. Maika selalu tertawa bahagia mandi dalam Bubbles.

Harga: Rp 79,000/botol isi 300ml

6. Rub a Dub Fizzy Tunts from ALEX

Setelah agak bosan mandi dalam bubbles, saya belikan Maika tablet warna. Tablet ini seperti redoxon, cemplung ke air, nanti warna airnya berubah. Terdiri dari 30 tablet, ada 3 warna: biru, merah, dan kuning. Saat ini masih jadi andalan. Setiap kali saya tanya: “Sekarang mau mandi warna apa?” Maika langsung memekik bahagia dan lari ke kamar mandi. Harga: Rp 95,000 isi 30 tablet, beli di Seibu.

7. Balon tiup

Hehehe.. Saya lupa istilahnya. Tapi bisa buat sendiri dari air dan sabun, lalu ditiup jadi bubbles terbang 🙂 Saya sih beli di ELC. Selalu berhasil mandi pakai balon tiup ini, tapi jarang saya pake trik ini, kecuali sudah kepepet. Supaya jadi andalan abadi nih si balon tiup ini 😀

Mari berbagi andalan ngajak anak mandi apa aja sih?  Toddler seringkali memaksa kita jadi kreatif 🙂